Rabu, 11 Juli 2012

Pem’berdaya’an ≠ Pem’perdaya’an


Bacaan : Matius 10:1-4.
Pujian: KJ  365a
Jangan sampai kepleset jika mau mengucapkan kata “pemberdayaan’. Salah-salah bisa jadi “pemperdayaan”. Kedok pemberdayaan yang kemudian pada akhirnya adalah sebuah pem’perdaya’an marak terjadi di sekitar kita. Salah satu contohnya adalah adanya kelompok radikal tertentu yang merambah masuk ke perguruan tinggi. Sekilas memang mereka nampak memberdayakan mahasiswa namun yang terjadi adalah proses pencucian otak yang tidak lain adalah proses ‘pem’perdaya’an’. Para mahasiswa diperdaya dengan keyakinan baru yang bertentangan kaidah hukum kemanusiaan. Karena itu mereka yang terlibat dalam aliran tersebut tidak segan-segan malakukan tindakan yang meresahkan, merusak dan menewaskan orang lain. Semua masyarakat telah sepakat jika hal itu merupakan gerakan pemperdayaan yang berbuntut malapetaka, mahasiswa yang semula baik-baik saja sekarang berubah menjadi tidak baik.
Lain halnya dengan apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, Dia benar-benar melakukan pemberdayaan bagi orang-orang yang dipilihnya sebagai rekan kerjanya. Apa yang Dia lakukan adalah mengubah seseorang dari yang sebelumnya tidak layak menjadi layak, dari yang tidak berdaya menjadi berdaya. Bagaimana tidak? Dia menunjuk Matius seorang ‘pemungut cukai’ yang karena pekerjaannya ia terbuang dari masyarakatnya. Ia juga menunjuk Simon orang Zelot, seorang patriotik fanatik yang tega membunuh setiap orang yang berseberangan paham dengan keyakinannya. Untuk melakukan misi tersebut Tuhan Yesus memberdayakan mereka dengan memberikan kuasa, supaya mereka berdaya saat menghadapi orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Tentu Tuhan Yesus juga memberdayakan kita. Namun kita juga menanggapi pemberdayaanNya atas kita dengan kita terus belajar dan mengembangkan karunia yang sudah diberikan kepada kita. Kita diberdayakan supaya kita juga memberdayakan orang lain, mulai dari anak kita. [khm]
Tuhan berdayakan aku, saat aku harus memberi pertolongan kepada orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar