Senin, 23 Juli 2012

Melihat Jembatan


Bacaan : Mikha 6:1-4, 6-8.
Pujian: KJ 183: 1

Nats: “… dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu…” (ayat 4b)
Dalam situasi lalu lintas yang ramai, padat dan cenderung tak tertib, dibutuhkan adanya jembatan penyeberangan. Jembatan ini akan memudahkan kita untuk sampai di seberang dengan aman. Memang untuk itu orang harus menaiki dan menuruni tangga. Sedikit ribet. Ada susah payahnya. Namun, inilah cara yang melatih kita untuk menjaga diri sendiri dan juga para pengguna jalan raya lainnya agar tidak terjadi kecelakaan.
Keselamatan seseorang juga membawa dampak kepada proses untuk menyelamatkan pihak lain. Jembatan penyeberangan mampu menjadi penolong dalam suasana lalu lintas yang kacau dan tidak teratur. Dengan adanya jembatan penyeberangan kita bisa melihat secara obyektif tentang situasi yang ada di bawah dan memikirkan cara mengatasi keruwetan itu.
Berkaca kepada proses umat Israel yang berarak-arakan menuju tanah perjanjian, merupakan bentuk upaya dan perjuangan Allah agar umat tetap selamat. Allah yang telah berjanji setia sungguh-sungguh melaksanakan janjiNya itu. Perjalanan ini melewati banyak keruwetan, namun Allah memandang dari atas dan tetap berperan untuk menolong. Allah berkenan bersusah payah untuk bangsa Israel itu. Demikian juga, kita bisa menjadi seperti Musa, Harun dan Miryam yang berperan dalam memindahkan keadaan bangsa Israel menuju kemerdekaan: menjadi jembatan yang mengarahkan perhatian, mengembangkan kedekatan hubungan dengan Allah dengan tetap bermakna bagi sesama. Secara tegas harus ada tanda-tanda panggilan pertobatan dan pemaknaan baru. Kita perlu menyelamatkan kehidupan di bumi. Harus ada penyelamatan yang bersifat global dan menyentuh semua pihak.
Situasi kacau juga ada dalam kenyataan lainnya. Dalam kehidupan nyata, terdapat banyak ketimpangan dan kesenjangan sosial. Panggilan kita adalah menjadi jembatan penghubung antara realita dan idealisme, jangan sampai malah nambahi keruwetan. Adanya kesediaan menjadi mediator, menjembatani keadaan factual menjadi ideal. Artinya semua pihak harus berjuang agar bisa menyelamatkan semua. [WK]
Kita diselamatkan untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar