Rabu, 17 Oktober 2012

Sengsara Membawa Nikmat

Bacaan : Yohanes 12 : 24-26. Pujian: KJ 401 Nats: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”(ayat. 24) Almarhum Bapak saya, punya ilmu yang aneh untuk menjadikan pohon mangga di depan rumah berbuah lebat. Batang pohon mangga di paku dengan beberapa paku yang berkarat, dan kemudian beberapa bagian batang di lukai sampai mengeluarkan getah. Semula saya tak percaya, namun ternyata beberapa bulan kemudian pohon mangga itu berbuah lebat. Dan buahnya sungguh terasa manis. Untuk mendapatkan sebuah hasil termanis dan terbaik, memang diperlukan sebuah pengorbanan besar. Kita ambil saja contoh, seorang mahasiwa arsitektur biasanya setiap malam begadang untuk menggambar dan mengerjakan tugas. Namun ketika semua sudah berhasil dilewatinya, dia akan menjadi seorang arsitek yang handal. Terkadang, permasalahan terbesar yang kita miliki adalah keenganan untuk menempuh sengsara sebelum mendapatkan kenikmatan. Tak ada yang pernah mau bersakit-sakit dahulu untuk bersenang-senang kemudian. Semua maunya selalu senang setiap saat. Padahal Alkitab mencatat dan mengingatkan bahwa sebuah biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati, akan menghasilkan banyak buah. Diperlukan pengorbanan untuk mendapatkan sebuah kesuksesan. Demi semua itu, mari belajar lebih sabar di dalam proses didikan Tuhan. Kadang memang terasa sakit untuk kita jalani. Beberapa saat kemudian kita merasa tidak sabar dan ingin segera lepas. Bertahan sajalah ketika sebuah proses pendadaran itu berjalan. Bayangkan saja sebuah kemenangan besar menanti kita di depan, bila kita mampu bertahan. Dengan membayangkan kemenangan itu, rasa sengsara itu akan bisa kita nikmati. Karena Dia juga terus berjalan di sisi kita, menemani kita. [OKA] “Sengsara tetap dapat dinikmati, jika kita terus mengingat kuatnya pertolongan Tuhan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar