Rabu, 17 Juli 2013

Dua Tahun Lamanya

Bacaan : Kisah Para Rasul 19:1-12. 
Nyanyian: 
KJ 153:1
Nats : 
”Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani” (ayat 10)
Dua tahun, apakah itu waktu yang lama atau sebentar? Apa yang bisa kita lakukan dalam kurun waktu dua tahun? Apakah dua tahun cukup atau kurang untuk menyelesaikan rencana-rencana kehidupan kita?
“Dua tahun lagi, kami merencanakan untuk menikah, dan pindah ke kota lain. Kami akan mencari pekerjaan yang baru di sana. Kami masih belum tahu bagaimana nanti kehendak Tuhan atas kehidupan kami, tetapi kami berencana dua tahun lagi akan bersama-sama memulai kehidupan baru yang lebih baik.” Demikianlah sepenggal rencana penuh harapan yang mungkin saja dicapai dalam jangka waktu dua tahun.
Bagaimana dengan kegiatan mendengar? Berapa lama waktu yang biasa dipakai untuk mendengar orang lain berbicara? Berapa lama waktu yang dipakai untuk mendengar musik? untuk mendengar kotbah? Bagi Paulus, ternyata butuh waktu dua tahun lamanya untuk membuat semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan (ayat 10). Sedemikian tekun dan setia usaha yang dilakukan oleh Paulus untuk mendampingi penduduk Asia supaya mereka bisa mendengar tentang kebaikan dan karya Allah dalam kehidupan mereka, seperti yang dialami Paulus. Hanya untuk membuat orang lain mendengar saja membutuhkan waktu dua tahun.
Mungkin untuk kita itu adalah waktu yang sangat lama hanya untuk mendengar. Belum lagi memahami dan melakukan tentang Firman Tuhan. Untuk mendengar Firman Tuhan, kita tidak bisa hanya mendengar begitu saja. Butuh waktu secara khusus untuk bisa sungguh-sungguh mendengarkan. Bahkan, kita perlu membuat perencanaan sebagai respon setelah kita mendengar tentang firmanNya. Apa yang ingin kita benahi dalam kehidupan kita, apa yang akan kita lakukan untuk semakin meningkatkan kualitas hidup kita bersama dengan Allah? Berapa waktu yang kita butuhkan untuk senantiasa mendengar firman Tuhan? [dee]
“Orang yang banyak bicara tidak mempunyai banyak waktu untuk berpikir. Orang yang banyak mendengar mampu memikirkan dengan baik apa yang ia dengar” (Karl Heinz Pickel)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar