Senin, 29 Juli 2013

Bersaksi Itu Asyik !

Bacaan : Kisah Para Rasul 22:30 – 23:11. 
Nyanyian: 
KJ 341
Nats : ”Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.” (23:11)
Lalu lalang pesawat yang sedang lepas landas atau mendarat sudah jadi pemandangan biasa bagi I Wayan Sudarsa, seorang pemilik restoran di Bandara Ngurah Rai, Bali. Namun, pemandangan di Sabtu sore tgl. 14 April yang lalu mengejutkannya karena ada sebuah pesawat komersial yang mendarat di laut! Kepada media on line, ia menceritakan kronologi peristiwa itu. Dia mengatakan bahwa pesawat yang akan mendarat itu tampak normal-normal saja. Namun, tiba-tiba ia melihat pesawat mendarat begitu saja di bebatuan karang karena saat itu laut sedang surut. Nah, cerita ini sangat meyakinkan karena diceritakan oleh seorang yang melihat langsung kejadian tergelincirnya pesawat komersial itu.
Demikianlah keberadaan seorang saksi sangat penting untuk menjelaskan dan menceritakan kronologi peristiwa yang dilihat dan dialami, sehingga orang lain bisa memahami suatu peristiwa dengan lebih jelas melalui kesaksiannya. Namun, tentu menjadi saksi juga merepotkan dan tidak mudah! Itulah yang sedang dialami oleh Paulus dalam bacaan kita hari ini. Akibat kesaksiannya di Yerusalem tentang Tuhan Yesus, ia diolok-olok, ditangkap, dipenjara dan bahkan sempat ditampar! Namun Paulus tak menyerah, apalagi setelah Tuhan Yesus sendiri datang menguatkannya dan memberinya tugas untuk terus bersaksi, tidak hanya di Yerusalem melainkan juga di Roma (23:11). Paulus diminta tak pernah berhenti dan menyerah untuk bersaksi.
Tidak hanya Paulus yang diminta untuk bersaksi bagi kemuliaan nama Tuhan, saudara dan saya juga diminta untuk terus bersaksi. Tentu bukan berarti harus memaksa orang lain menjadi Kristen, namun melalui kehidupan dan tindakan kita menunjukkan kesaksian yang baik. Sehingga sesama kita melihat kasih Tuhan melalui hidup kita. Terus bersaksi yuk! (Rhe).
“Kesaksian yang utama bukan terletak pada kata, namun pada laku”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar