Jumat, 15 Februari 2013

GKJW Versus Perubahan


Bacaan : Matius 9 : 14 – 17
Pujian : KJ 383 : 1
Nats: ”Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”
Fosdick, pernah berkata, “Bagaimana mungkin pengobatan dapat berhasil, kalau para dokter masih berpegang pada obat-obatan dan cara pengobatannya seperti 300 tahun yang lalu?” Patokan ortodoksi kita jauh lebih tua daripada itu. Setiap orang yang membawa ide baru atau perubahan harus selalu siap menghadapi tantangan, pro dan kontra, dan juga harus berjuang dengan sekuat tenaga maupun pikiran. Bahkan ada juga yang harus siap mati untuk itu.  Contohnya “Galileo dibakar hidup-hidup sebagai seorang bidat, ketika iya mengatakan bahwa bumi mengelilingi matahari.” Pada umumnya, orang-orang beragama mempunyai suatu keinginan untuk mempertahankan hal-hal yang lama, tradisi yang sudah sekian lamadiberlakukan. Bacaan kita hari ini, berbicara tentang perubahan atau hal-hal yang baru. Yang menjadi persoalan bagi orang-orang Farisi adalah bahwa seluruh pandangan, pengajaran, atau keagamaan Yesus merupakan sesuatu hal yang benar-benar baru. Sehingga, mereka tidak dapat dengan mudah menyesuaikan diri, apalagi menerima terhadap pandangan atau pengajaran yang baru itu. Pikirannya tidak lagi luwes, sehingga mereka tidak dapat, bahkan sulit menerima pandangan atau pengajaran yang baru dari Yesus. Dengan kata lain, mengubah mindset (pola pikir) mereka tidak mudah. Yesus memulai dengan ilustrasi yang sekaligus merupakan sindiran dan teguran atas keengganan bahkan penolakan orang-orang Farisi untuk menerima ajaran atau pandangan yang baru (ayat 16-17).
GKJW bukan saja Gereja Jawa yang ada di Jawa Timur, melainkan Gereja yang sudah “mendunia” dengan kata lain sudah dikenal dimata Internasional. Marilah, kita tidak perlu takut dengan sesuatu hal yang baru atau perubahan-perubahan yang ada. Yang terpenting, bagaimana kita menyikapi sesuatu yang baru dengan hikmat dari Allah, sehingga anak-anak balita, remaja, dan pemuda GKJW tetap menyerukan “Aku anak GKJW”. Amin. [totok]
“Oh Tuhan, berilah kami ketenangan untuk menerima apa yang tidak dapat diubah, keberanian untuk mengubah apa yang harus diubah, dan hikmat untuk membedakanyang satu dari yang lain.” [Reinhold Niebuhr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar