Rabu, 05 September 2012

Perselisihan


Bacaan     : 1 Korintus 3: 1-9.
Pujian: KJ 424
Nats: “…jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” (ayat 3)
http://1.bp.blogspot.com
Kita sering mendengar atau menonton berita tentang banyaknya bentrokan di masyarakat bangsa kita. Sudah bertahun-tahun lamanya masyarakat kita dilanda perselisihan dan bentrokan, bukan hanya bersifat pribadi tetapi bahkan bersifat masal. Bahkan ini terjadi di gedung parlemen, di antara para anggota DPR. Kondisi ini sungguh memprihatinkan. Lebih memprihatinkan lagi jika itu terjadi dalam gereja Tuhan. Siapa yang tidak memprihatinkan kondisi seperti ini? Mungkin hanya mereka yang berselisih itu. Di jemaat Korintus pada zaman Rasul Paulus juga terjadi perselisihan. Dalam suratnya yang pertama ini nampak sekali keprihatinan dan kekecewaan Rasul Paulus terhadap jemaat gembalaannya itu. Dia mengatakan bahwa iri hati dan perselisihan itu menunjukkan sifat ketidakdewasaan warga jemaat Korintus. Perselisihan itu disebabkan oleh sikap mereka yang menokohkan orang-orang tertentu. Sebagian memilih Paulus sebagai tokohnya, yang lain memilih Apolos, yang lain lagi menokohkan Kefas (Petrus). Paulus sebagai hamba yang tulus, tidak mau ditokoh-tokohkan oleh siapapun. Hamba Tuhan tidak membutuhkan penokohan itu.
Tiap-tiap hamba Tuhan mempunyai ketrampilannya sendiri-sendiri, sebagai penanam, penyiram, dsb, mempunyai kelemahan dan kelebihannya sendiri-sendiri. Ukuran ketrampilan, kelemahan dan kelebihan itupun berbeda-beda menurut masing-masing orang. Tidak usah dibanding-bandingkan! Sikap yang dewasa adalah mau memahami kelemahan orang lain sebagai keterbatasannya, dan mensyukuri kelebihannya sebagai karunia Tuhan. Karena itu tidak usah mempertentangkan kelemahan dan kelebihan orang lain. Tetapi melihat dan  menerima kedua-duanya secara terbuka. [ST]
“Orang yang dewasa tidak suka berselisih oleh sebab apapun”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar