Kamis, 27 September 2012

Cemas


Bacaan : Lukas 9:7-9.
Pujian: KJ 417
Nats: “Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes  telah bangkit dari antara orang mati”(ayat 7)
Pada tahun 2006-2008 stasiun televisi nasional kita memiliki sebuah program unik dengan judul Harap-harap cemas (H2C). Sepasang muda mudi yang berpacaran di pertontonkan kecemasannya ketika pasangan yang dicintai sedang diuji kesetiaannya. Yang dicemaskan adalah apakah sang pasangan adalah orang yang setia dalam hubungan walau mengalami godaan cinta.
Raja Herodes pernah merasakan kecemasan pada saat dia memerintah sebagai raja. Yang dicemaskan adalah kehadiran seseorang sebagai sosok pemimpin baru untuk menguasai jabatannya. Raja Herodes begitu takut kehilangan jabatan megah yang dimilikinya. Sehingga dengan berbagai cara dia berusaha melenyapkan figur-figur yang dinubuatkan dapat menghancurkan kedudukannya sebagai Raja. Tidak semua orang mampu bersaing secara sehat dan sportif. Ada banyak orang yang licik dan menggunakan pelbagai cara untuk memenangkan persaingan. Semula mereka hanya cemas bila berhadapan dengan pesaing. Namun kecemasan yang dimiliki akan berlanjut menjadi ketakutan yang luar biasa. Dan bila kecemasan sudah berubah menjadi ketakutan, maka segala macam cara akan dipakai untuk mengatasi permasalahan. Rasa cemas sendiri sebenarnya merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang subjektif. Dengan kata lain kecemasan muncul dari sikap kita yang memandang pesaing secara berlebihan.
Kita semua pasti pernah cemas. Apalagi ketika kita harus berkompetisi untuk sebuah hal yang kita inginkan. Dalam taraf wajar kecemasan masih bisa ditolerir. Tetapi ketika berlebihan tentu harus di kontrol agar tidak merugikan diri kita dan mengecilkan kuasa Tuhan yang melindungi kita. Karena bila itu terjadi bukan tidak mungkin akan membawa kita pada dosa. [OKA]
Atasi cemas dengan sikap pandang obyektif terhadap sesama!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar