Jumat, 15 Maret 2013

Buah Ketulusan Hati


Bacaan : Matius 1 : 16 – 21
Pujian : KJ 144a
Nats : “Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.”[Ayat 19]
Kalau kita sering nonton TV, sesungguhnya banyak sekali acara-acara yang isinya menebar aib orang lain,kadang bahkan aib suami atau isterinya sendiri. Tetapi yang dilakukan Yusuf sungguh berbeda dengan apa yang kita lihat dan dengarkan sehari-hari. Dia seorang suami yang sungguh tulus dalam mengasihi calon isterinya.Ketulusan hati Yusuf membuahkan sesuatu yang baik, tidak mengecewakan ataupun menyakitkan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Walau calon isterinya hamil bukan oleh perbuatannya, bisa dipandang sebagai dosa, tetapi Yusuf tidak ingin mengecewakan dan menyakiti hatinya. Dia tidak menebarkan aib Maria. Tuhan memberikan bimbingan dan kekuatan kepada Yusuf yang tulus itu untuk berani mengawini Maria dengan segala resikonya.
Saya yakin sebagai orang percaya kita bisa belajar ketulusan dari sikap Yusuf,tidak egois atau mementingkan diri sendiri,tapi bisa menjaga perasaan orang lain.Dengan belajar dari sikap Yusuf, mari kita tidak jadi orang yang gemar menebar aib orang lain. Perbuatan menebar aib orang lain adalah perbuatan menyakiti orang lain. Sekalipun orang yang kita bicarakan memang sedang berbuat kesalahan atau dosa, tidak patutlah kita menyakiti orang itu. Apalagi kalau orang itu sudah bertobat, samasekali tidak patut membicarakan dosa dan kesalahannya yang sudah berlalu. Bukankah kita harus berusaha menyenangkan hati semua orang? (1 Kor. 10: 33). Cobalah berpikir kalau kita jadi orang yang aib kita disebarkan oleh orang lain. Tentunya kita sedih, kecewa dan sakit hati.
Mari kita meneladani ketulusan Yusufdengan cara berbagi dengan saudara-saudara kita yang jatuh ke dalam dosa. Kita turut menjaga namanya, jangan sampai ada orang yang menebarkan aibnya.Kita menegor orang yang suka menebarkan aib orang lain. Dengan tulus dan rendah hati mendampingi saudara kita yang jatuh ke dalam dosa. Kita memberi semangat maupun apa saja yang bisa menguatkan.[HB]

“Menceritakan aib, menambah salib; tetapi ketulusan hati meringankan salib.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar