Rabu, 25 Februari 2015

Lho, Koq…Curiga?!



Bacaan: Ibrani 3:12-19   |   Pujian: KJ 432: 1,2.
“Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari…“ (12-13a)
Waspada! Kata itu tepat untuk diberikan sebagai nasihat bagi siapa saja yang ingin hidupnya aman. Ingat, banyak hal yang dapat menjadikan kita ‘lengah’ atau tidak waspada. Waspada artinya berhati-hati dan berjaga-jaga. Jika secara ekstrem kita memberlakukan kata ‘waspada’ yang sebenarnya bijak tersebut, maka hasilnya adalah kita sebagai ‘sosok’ yang penuh curiga. Lho koq…?! Ketika pasangan kita sering ber-sms-an, anda curiga. Ketika anak-anak kita menjadi “generasi menunduk” (karena terlalu sering menggunakan HP/BB dan sejenisnya), anda curiga. Ketika duduk berhimpitan di mikrolet dengan orang yang tubuhnya penuh tato, anda curiga. Ketika seseorang yang tidak kita kenal mengetuk pintu rumah kita, kita curiga. Jadi, untuk waspada kita juga harus waspada sebab waspada tidak sama dengan curiga!
Ada orang yang merasa memilki talenta, sebagai penasihat bagi sesamanya. Tugasnya jelas yaitu memberi nasihat, baik diminta atau tidak diminta, dilakukan kapan saja, di mana saja, dan bagi siapa saja. Jika talenta tersebut dilakukan secara sembarangan, bisa jadi orang tersebut termasuk golongan orang yang suka mencampuri urusan orang lain! Lho, koq…?! Sebab menasihati dan mencampuri urusan orang lain itu bedanya tipis! Yang penting kita harus paham membedakan antara menasihati dengan mencampuri urusan orang lain. Boleh-boleh saja memberi nasihat tetapi yang mengambil keputusan ‘kan orang lain (penerima nasihat) itu sendiri! Lebih daripada itu, teladan lebih mujarab daripada seabrek nasihat.
Waspada dan nasihat yang kita peroleh melalui bacaan kita adalah jangan terus menerus mengeluh dan tidak menaati perintah Allah, agar kita tidak termasuk kelompok mereka yang tidak diizinkan masuk ke tanah perjanjian (Bil.14:1-35). Yang sangat penting dalam sikap waspada adalah waspada terhadap diri sendiri, motivasi, sikap dan tutur kata kita. Amin. (Esha).
“Aku bersaksi dengan kata, tapi juga dengan karya.”
http://www.gkjw.web.id/lho-koqcuriga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar