Bacaan : Lukas 10: 13-16.
Pujian: KJ 341
Nats: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” (Ayat.16)
Pujian: KJ 341
Nats: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” (Ayat.16)
Baru-baru ini media cetak dan
elektronik di Negeri ini ramai-ramai membahas tentang Pemilihan Gubernur DKI
Jakarta. Sejak masa kampanye, kita bisa melihat bahwa masing-masing pasangan
calon Gubernur dan Wakilnya beramai-ramai membuat branding (pencitraan) yang
diharapkan bisa menarik perhatian masyarakat. Ada yang menonjolkan kumis
tebalnya, ada yang selalu memakai hem kotak-kotak dan ada pula yang
gembar-gembor paling pro-rakyat karena mengajukan diri sebagai calon
independen. Meski semua calon di segala kesempatan selalu berkata ingin menjadi
pembela rakyat dan memperbaiki keadaan dengan cara yang berbeda-beda, namun
sebenarnya semua calon memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai kekuasaan.
Entah berapa rupiah dan berapa besar energi yang telah dihabiskan untuk
mencapai kekuasaan.
Sebagai pengikut Kristus,
sebenarnya kita tak perlu susah payah untuk mencapai kekuasaan. Bacaan
kita hari ini adalah sebuah bagian dari pengutusan ke-70 murid oleh Tuhan
Yesus. Para murid diminta untuk mengabarkan berita keselamatan ke setiap
kota dan setiap tempat. Memang mereka dilarang untuk membawa barang-barang
materiil tertentu (ay.4), namun bukan berarti Tuhan Yesus tak memberi sangu di
ay.16, “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa
menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang
mengutus Aku” (ay.16). Dengan kalimat ini, Tuhan Yesus memberikan kuasa khusus
bagi para murid untuk mengabarkan Injil-Nya. Bahwa penerimaan atau penolakan
kepada ke-70 murid adalah juga penerimaan dan penolakan kepadaNya dan kepada
Bapa yang mengutus Dia. Tuhan Yesus juga memberikan kuasa bagi setiap kita,
sebab kita juga diutusNya. Bukan kuasa untuk menguasai apalagi memperdayai
sesama kita, namun untuk bersaksi bagi kemuliaanNya. Mari kita gunakan kuasa
itu dengan sebaik mungkin, dengan rendah hati. (Rhe)
Masa
depan tidak ditentukan oleh kekuasaan atau kekayaan, melainkan oleh tujuan dan
cara anda mencapainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar