Bacaan : Matius 11:20-24.
Pujian: KJ 369a.
Nats: “Lalu Yesus mulai mengecam kota yang tidak bertobat,..” (ay. 20)
Pujian: KJ 369a.
Nats: “Lalu Yesus mulai mengecam kota yang tidak bertobat,..” (ay. 20)
Pada suatu hari terjadi kekerasan dalam rumah tangga! Cello memukul Cheli, kakaknya, dengan keras sampai menangis. Rupanya, Cello kesal karena Cheli tidak mau mengikuti aturan permainan yang dibuat Cello. Karena kejadian itu, ibu mengajak Cello untuk minta maaf pada kakaknya. Tapi, usaha itu sia-sia karena Cello tidak mau. Malah Cheli yang mengulurkan tangannya dan mengatakan: “Maaf ya Dik!” Itu pun tidak membuat Cello mau mengulurkan tangannya. Ibu menjadi marah, dan menyimpan mainan Cello sampai ia mau minta maaf pada kakaknya. Lama sekali Cello menangis meminta mainannya, tapi tidak mau minta maaf kepada Cheli. Setelah Cello kelelahan menangis, akhirnya Cello mau mengatakan: “Maaf ya mbak!” dan uluran tangan Cello disambut pelukan dari Cheli sambil menepuk bahu adiknya yang berumur lima tahun itu. Ibu pun iba, memeluk kedua anaknya sambil mengatakan: “Kalau Cello salah harus mau minta maaf ya nak. Ini mainanmu Ibu kembalikan… Mbak Cheli hebat, sayang adik ya!” Sesaat kemudian mereka berdua sudah bermain lagi dengan ceria dan tertawa bersama.
Tentu orangtua merasa jengkel menghadapi anak yang bertengkar dan tak mau saling memaafkan. Kemarahan orangtua bisa berbentuk teguran atau hukuman yang mendidik. Demikian juga kemarahan Tuhan Yesus kepada beberapa kota yang tidak mau bertobat. Kemarahan Tuhan Yesus bukan karena kebencian kepada kota-kota itu. Di beberapa kota itu Tuhan Yesus telah banyak memberikan berkat mujizat. Tuhan Yesus tentu ingin kota itu tidak dipenuhi orang-orang yang manja dan hanya meminta. Tuhan Yesus mengecam beberapa kota yang tidak bertobat, supaya mereka mau memperbaiki pola hidup mereka. KecamanNya bertujuan untuk membentuk kota-kota itu penuh dengan orang-orang baik.
Saat kita menemui kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup kita, baik jika kita segera minta maaf kepada Allah, beertobat dan berjanji membenahi kehidupan kita. Karena lewat kejadian tidak menyenangkan itu, mungkin Allah sedang menegur kesalahan kita, supaya hidup kita lebih baik. [RH]
Permintaan maaf dan memaafkan memperbaiki kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar