Bacaan: 1 Korintus 7:25-31
Pujian : KJ 318:1,2
Nats : “Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!” (ay 27)
Pujian : KJ 318:1,2
Nats : “Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!” (ay 27)
Banyak orang pintar meramalkan bahwa pada tahun 2013 banyak “selebritis” yang akan bercerai. Lepas dari ramalan itu benar atau tidak, kenyataanya melalui media masa diberitakan satu per satu selebritis mulai bercerai. Paulus mengingatkan jemaat Korintus untuk memperhatikan kesakralan perkawinan. Paulus menyampaikan bahwa:
1. Perkawinan itu “karunia” (ay 1-9). Tidak semua orang memiliki karunia yang sama. Sebagian orang meiliki penguasaan yang lebih dari orang lain. Sebagian yang lain tidak menikah karena berbagai alasan, dan masing masing harus mengetahui kehendak Tuhan bagi dirinya.
2. Perkawinan itu “pelayanan” (ay 10-16). Perkawinan bagi pasangan Kristiani merupakan pelayanan yang luar biasa indahnya terhadap satu dengan yang lain ketika mereka bertumbuh dalam Tuhan dan saling mencintai dalam perkawinan itu.
3. Perkawinan itu “panggilan” (ay 17-24). Ketika anda menjadi orang Kristen, hal itu tidak menghapus kondisi anda sebelum mempercayai Kristus. Orang Yahudi tetap orang Yahudi, budak tetap budak dan orang menikah tetap menikah. Namun sekarang, dengan pertolongan Tuhan, anda memenuhi panggilan itu dengan cara yang lebih baik.
4. Perkawinan adalah “tantangan” (ay 25-40). Paulus tidak menampik adanya berkat dalam perkawinan tetapi ia mengingatkan akan adanya tantangan yang ada dalam perkawinan itu. Khususnya, ketika mereka menghadapi kehidupan yang sulit, bahkan sangat rumit.
Jadi, membangun rumah tangga Kristiani adalah sebuah karunia, pelayanan, dan panggilan. Untuk itu hendaknya setiap orang tidak memasuki perkawinan secara “gampang atau secara sembrono”. Jangan menganggap enteng “sebuah perkawinan apalagi cerai-menceraikan”. Carilah kehendak Allah melalui perkawinan (rumah tangga) yang kita bangun bersama. Amin (DG)
Setiap orang yang mau hidup bersama harus mau kehilangan sebagian dari kebebasan, kebiasaan dan kesukaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar