Bacaan: 1 Korintus 14: 13-25
Nyanyian: KJ 427
Nats : “Tetapi dalam pertemuan jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, daripada beribu-ribu kata dengan bahasa roh” (ayat 19)
Nyanyian: KJ 427
Nats : “Tetapi dalam pertemuan jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, daripada beribu-ribu kata dengan bahasa roh” (ayat 19)
Ada seorang turis yang masuk ke suatu desa yang terkenal dengan adat budaya yang masih asli. Pada waktu bertemu penduduk setempat turis tersebut mengatakan dalam bahasa Inggris tentang maksud tujuannya datang ke situ dan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan budaya setempat. Penduduk tidak menjawab sepatah katapun karena tidak mengerti apa yang dikatakan. Mereka tidak mengerti bahasa Inggris sedangkan turis tersebut tidak membawa penerjemah. Kedatangan turis tersebut sia-sia, tidak mendapat bahan untuk buku yang hendak ditulisnya.
Gambaran tersebut seperti dituliskan dalam bacaan kita tentang karunia bernubuat dan berbahasa roh. Tentang pemakaian karunia berbahasa roh dalam ibadah dan berdoa hanya dapat dimengerti oleh orang yang bersangkutan, bukan untuk orang lain, dan hanya dilakukan dalam hubungan dengan Allah. Sedangkan orang lain tidak mengerti maknanya. Jika tidak ada yang mengartikannya, bahasa roh tak berguna untuk pelayanan ibadah. Sebab, tujuan dari ibadah adalah untuk membangun, menambah pengetahuan tentang kebenaran Kristen, menasehati, menguatkan dan menghibur bagi yang mengalami pergumulan.
Melalui ibadah diharapkan kita menemukan keindahan, sukacita dan pertumbuhan iman. Oleh karena itu khotbah perlu disampaikan dalam bahasa yang jelas, sederhana, sehingga mudah dimengerti orang lain. Sehingga, kebenaran Allah dapat berpengaruh langsung kepada pendengarnya dalam hal-hal positif yaitu: membuat orang sadar akan dosanya, bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan dan mengantar orang berlutut di hadapan Allah serta jujur, rendah hati dalam kehidupannya.
Ketika kita merasa dekat sekali dengan Allah, sesungguhnya kita telah mengambil bagian dalam sebuah ibadah dan kita yakin Allah sungguh ada di tengah-tengah kita. (Sri)
Kesederhanaanlah yang membuahkan kemuliaan sejati, bukan kemewahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar