Bacaan : Lukas 9:7-9.
Pujian: KJ 417
Nats: “Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati”(ayat 7)
Pujian: KJ 417
Nats: “Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati”(ayat 7)
Pada tahun 2006-2008 stasiun
televisi nasional kita memiliki sebuah program unik dengan judul Harap-harap
cemas (H2C). Sepasang muda mudi yang berpacaran di pertontonkan kecemasannya
ketika pasangan yang dicintai sedang diuji kesetiaannya. Yang dicemaskan adalah
apakah sang pasangan adalah orang yang setia dalam hubungan walau mengalami
godaan cinta.
Raja Herodes pernah merasakan
kecemasan pada saat dia memerintah sebagai raja. Yang dicemaskan adalah
kehadiran seseorang sebagai sosok pemimpin baru untuk menguasai jabatannya.
Raja Herodes begitu takut kehilangan jabatan megah yang dimilikinya. Sehingga
dengan berbagai cara dia berusaha melenyapkan figur-figur yang dinubuatkan
dapat menghancurkan kedudukannya sebagai Raja. Tidak semua orang mampu bersaing
secara sehat dan sportif. Ada banyak orang yang licik dan menggunakan pelbagai
cara untuk memenangkan persaingan. Semula mereka hanya cemas bila berhadapan
dengan pesaing. Namun kecemasan yang dimiliki akan berlanjut menjadi ketakutan
yang luar biasa. Dan bila kecemasan sudah berubah menjadi ketakutan, maka
segala macam cara akan dipakai untuk mengatasi permasalahan. Rasa cemas sendiri
sebenarnya merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang
subjektif. Dengan kata lain kecemasan muncul dari sikap kita yang memandang
pesaing secara berlebihan.
Kita semua pasti pernah cemas.
Apalagi ketika kita harus berkompetisi untuk sebuah hal yang kita inginkan.
Dalam taraf wajar kecemasan masih bisa ditolerir. Tetapi ketika berlebihan
tentu harus di kontrol agar tidak merugikan diri kita dan mengecilkan kuasa
Tuhan yang melindungi kita. Karena bila itu terjadi bukan tidak mungkin akan
membawa kita pada dosa. [OKA]
Atasi cemas dengan sikap pandang obyektif terhadap sesama!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar