Bacaan
: Yohanes 21:1-14
Nats : ”Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.” (ayat 7)
KJ : 453:1-2
Nats : ”Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.” (ayat 7)
KJ : 453:1-2
Pernah melihat anak ayam kehilangan induknya? Ia
akan berjalan ke sana ke mari dengan langkah lunglai sambil memanggil-manggil
induknya. Harapannya seperti hilang. Tapi saat induknya mulai terlihat di
kejauhan, ia akan bergegas berlari sambil mencondongkan kepalanya ke depan
dengan sedikit merentangkan sayapnya menuju induknya itu.
Rasa sedih dan patah semangat setelah kematian
Tuhan Yesus membuat Petrus memutuskan kembali menjadi seorang nelayan.
Murid-murid yang lain juga mengikuti langkahnya. Setelah dari malam sampai
siang tidak mendapatkan ikan, mereka kembali ke tepi. Seseorang di tepi danau
memerintahkan mereka untuk menebar jala di sebelah kanan perahu. Ikan yang
terjaring banyak sekali sampai mereka tidak kuat menarik jala. Mereka pun
tersadar kalau orang itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Tahu kalau itu Tuhan
Yesus, Petrus segera memakai pakaiannya dan menceburkan diri ke air supaya bisa
secepatnya bertemu Tuhan Yesus. Reaksi Petrus benar-benar spontan karena ia
sangat rindu bertemu lagi dengan guru yang ia cintai. Semangatnya yang redup
telah kembali cemerlang saat melihat Tuhan yang benar-benar bangkit.
Tuhan Yesus memahami perasaan para murid. Karena
itu Dia tidak langsung meninggalkan mereka begitu saja ke sorga. Tuhan Yesus
mengerti bahwa para murid perlu diteguhkan kembali dengan mengunjungi mereka
lagi sebelum Ia memutuskan untuk naik ke Sorga. Pemulihan semangat dan
peneguhan ini membawa Petrus menjadi seorang murid yang setia dan luar biasa
dalam pemberitaan kabar keselamatan selanjutnya. Hidupnya pun berakhir dalam
kesetiaan hampir mirip dengan sang Guru; disalib dengan kepala di bawah.
Tuhan akan selalu memahami kerinduan kita
kepadaNya. Dia juga selalu mengerti kerinduan kita yang hidup mengupayakan
pemberitaan Injil sesuai kehendakNya. Dalam memberitakan kabar sukacita pasti
ada banyak kendala yang bisa memupuskan semangat kita. Tapi penyertaan dan
peneguhanNya akan menguatkan kita di saat-saat kita ingin menyerah dari tugas
mulia itu. [Gih]
“Kehadiran Tuhan Yesus adalah angin surga di saat
semua jerih payah kita terasa sia-sia.”
Sumber
tulisan : gfkjw.web.id
Sumber
gambar : http://photos-g.ak.fbcdn.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar