Rabu, 11 September 2013

Menghormati Hati Nurani Orang Lain

Bacaan : 1 Korintus 8 : 1 – 13
Pujian : KJ 424
Nats : “Tetapi jagalah supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah” (ayat 9)

Persoalan yang ditimbulkan oleh orang Korintus adalah salahkah jika orang Kristen makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala? Di Korintus waktu itu biasanya pada kesempatan tertentu orang-orang berkumpul untuk makan bersama dalam kuil. Bolehkah orang Kristen bergabung? Paulus menjawab: orang Kristen adalah bebas, tetapi ada pertimbangan-pertimbangan lain yang dapat membatasi penggunaan kebebasannya.
Bacaan kita hari ini menyatakan kebenaran tentang Allah, bahwa tidak ada Allah lain dari pada Allah yang Esa. Ini adalah pengertian dan kenyataan yang benar, sebab sekalipun banyak yang disebut “allah” namun allah berhala tidak berarti seperti Allah. Paulus berkata bahwa roh jahat itu ada dan dapat mendorong pada penyembahan berhala, untuk menjauhkan manusia dari ibadah terhadap Allah yang sejati.
Ciri khas kita orang Kristen adalah mengakui satu Allah saja sebagai Bapa dan sebagai sebab pertama dan yang terakhir dari segala sesuatu. Bersama dengan Dia mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan sebagai Pengantara.
Ada sebagian penduduk Korintus yang lemah kondisinya merasa berbuat salah jika mereka makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Hati nurani mereka merasa dinodai. Kita orang Kristen memang bebas, tetapi kita tetap perlu memperhatikan orang lain yang hati nuraninya mungkin bisa terluka oleh kebebasan kita. Seorang Kristen seharusnya tidak melakukan sesuatu yang menyebabkan orang lain terluka, tersakiti, ternodai dan menyebabkan ketidak nyamanan. Marilah kita menghormati hati nurani orang lain, demi kerukunan dan rasa damai bersama semua orang. Jangan sampai orang Kristen bersikap masa bodoh yang karena perbuatannya, apalagi kelalaiannya orang lain jadi celaka. (Sri)

Keindahan hidup bukan seberapa bahagianya diri anda, tetapi seberapa bahagianya orang lain karena kehidupan anda. (Xavier Quentin Pranata)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar