Bacaan : Wahyu 19 : 11 – 16
Pujian : KJ 80
Nats : “Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil” (Ay. 11)
Pujian : KJ 80
Nats : “Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil” (Ay. 11)
Dalam kehidupan masyarakat Jawa, baik yang hidup pada jaman dahulu maupun saat ini, setidak-tidaknya pastilah pernah mendengar istilah Satria Piningit. Satria Piningit adalah gambaran dari satu pribadi yang diyakini akan membawa manusia ke dalam suatu keadaan yang penuh kedamaian dan keadilan. Sebuah simbol dari pengharapan yang bersifat luhur dari masyarakat Jawa akan kehidupan yang penuh kedamaian dan keadilan. Mungkin pengharapan yang sama juga ada di dalam diri bangsa-bangsa atau suku-suku lain di dunia ini. Sebuah pengharapan kearah kehidupan yang baru, yakni kehidupan yang tata tentrem kerta tur raharja (teratur, damai dan sejahtera).
Entah kita sadari atau tidak, gambaran ideal nenek moyang kita tentang Satria Piningit ini justru tampak dalam diri Yesus Kristus yang telah datang ke dunia ini untuk berjuang membangun fondasi kehidupan manusia menjadi lebih manusiawi menurut tatanan yang telah ditentukan Allah. Tentu saja dalam hal ini manusia juga memiliki kebebasan untuk mau atau tidak mau untuk melekatkan “bangunan” dirinya kepada fondasi yang bernama Yesus Kristus itu sendiri. Bagi mereka yang melekatkan diri kepada Dia, maka itu artinya bahwa orang tersebut telah menerimaNya dan ia akan hidup di dalam terang kemuliaanNya (Yoh 12: 44-46).
Dia telah berjuang dan berperang dengan setia dan benar untuk mengalahkan kuasa si maut demi keselamatan kekal kita. Kita yang menerima Dia dengan sepenuh hati berarti juga turut berjuang dan berperang dengan setia dan benar melawan kuasa si jahat yang setiap saat mengelilingi hidup kita. Dengan begitulah kita juga turut merasakan kenikmatan sorgawi, bahkan dalam kehidupan sekarang ini. Amin. [DK]
Keadilan yang datang setelah sekian lama dinantikan, bagaikan oase di padang gurun yang memberikan kelegaan bagi para musafir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar