Bacaan: Yeremia 22: 13-23. | Nyanyian: KJ 50a.
Nats: “tetapi engkau berkata, ”Aku tidak mau mendengarkan!” Itulah tingkah lakumu dari sejak masa mudamu.” (ay. 21)
Nats: “tetapi engkau berkata, ”Aku tidak mau mendengarkan!” Itulah tingkah lakumu dari sejak masa mudamu.” (ay. 21)
Ada sebuah kata-kata bijak yakni: ”apa yang kita peroleh hari ini adalah buah dari perbuatan yang kita lakukan 5 tahun yang lalu.” Jadi, kalau hari ini kita memperoleh kesuksesan, maka apa yang kita perbuat sejak 5 tahun lalu adalah benar adanya. Sebaliknya jika kesulitan dan kesusahan yang kita peroleh saat ini, berarti apa yang kita perbuat sejak 5 tahun lalu belum tepat adanya. Karena prinsip inilah, banyak usahawan yang sudah memiliki visi 5 tahun kedepan untuk mencetak sukses. Rencana dan strategi sudah dikonsep mulai sekarang agar apa yang menjadi target terpenuhi.
Masa depan bisa dipersiapkan dengan usaha dan upaya yang baik. Tentu untuk memiliki itu semua, kita harus memiliki angan dan harapan sebagai sebuah tujuan akhir. Kita harus belajar kemudian mempersiapkan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Selain itu kita juga harus mendengar nasihat-nasihat dari orang lain yang lebih senior dan berpengalaman. Memang tidak semua nasihat yang diberikan baik dan cocok. Tetapi dengan mendengar, kita mendapat perbandingan, kita akan bertambah dalam wawasan dan pengetahuan. Selanjutnya kita bisa merangkum dan mengambil kesimpulan atas itu semua.
Tentu berbahaya jika kita menutup telinga kita rapat-rapat dan terlalu asyik dengan masa kini. Sikap yang demikian terkadang menjerumuskan kita pada kegagalan yang mungkin akan kita terima di masa yang akan datang. Jikalau kegagalan itu terjadi, biasanya baru kemudian kita sadar dan menyesali perilaku kita di masa lalu. Sebuah anekdot anak-anak muda mengatakan bahwa penyesalan selalu datang terlambat; kalau datang lebih awal namanya pendaftaran!
Menjadi orang bebal, sangatlah merugikan. Karenanya mari kita belajar untuk menjadi orang bijak yang memiliki tujuan kehidupan di masa depan. Kemudian membuka hati untuk menerima segala nasihat sebagai pelajaran kehidupan yang lebih baik. Buah manisnya mungkin tidak kita rasakan sekarang, tetapi kelak kita akan merasakannya. (Oka) http://www.gkjw.web.id/menabur-angin-menuai-badai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar